Akan ada masa di mana kau merasa lelah fisik dan mental.
Akan ada masanya kau merasa semua tidak pernah berjalan seperti yang kau harapkan.
Akan ada masanya semua kesulitan tak bisa dihilangkan.
Masa di mana kau butuh kehangatan keluarga, tapi yang ada mereka hanya melihat rupa dan harga.
Masa di mana kau butuh kekuatan, tapi semua orang berpikir semua itu akibat kesalahan dan kelalaian.
Akan ada masanya. Ketika tembok gagah yang kau bangun dengan megah, seketika luluh lantah.
Bendungan yang kau keruk dalam, tak mampu lagi menahan air yang kau pendam.
Semuanya begitu gelap. Masa depan? Omong kosong. Hari esok saja seperti bayang-bayang.
Semuanya terasa sesak. Bahkan napas tak lagi kuat memberontak.
Kau berkata “ini bukan salahku. Mereka yang salah memulai, aku pula yang harus menanggungnya”.
Mereka berkata “Dasar sial! Kau hadir di dunia ini tak pernah ada rancangannya”.
Tak ada lagi yang kau percaya. Tak ada lagi tempat bercerita.
Sulitmu hanya milikmu. Tapi wajah tak boleh pancarkan sendu.
Katamu, kau mencari bahu untuk bersandar. Padahal semua sibuk menghindar.
Bagimu, beberapa adalah harapan. Padahal, mereka sedang mencari cara untuk pergi tanpa pesan.
Semuanya kelabu. Semuanya membisu. Padahal kau inginkan rayu dan alunan merdu.
Kau berpikir. Kapan ini kan berakhir.
Tunggu tebang layu atau meringkuk di titik beku?